Neraka Or Surga

Neraka Or Surga
Neraka Atau Surga

Senin, 27 Februari 2012

ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ


ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ

Awal oktober 630 M, musim panas sedang berlangsung. Udara gurun terasa lebih garang daripada musim panas sebelumnya. Ancaman Byzantium di utara membayangi kehidupan kaum muslimin diMadinah. Oleh karena itulah Nabi menyeru kaum muslimin untuk bersiap-siap dalam sebuah ekspedisi besar guna menghadapi Byzantium. Mengingat pasukan musuh yang dihadapi amat besar dan medan pertempuran yang hendak dituju amat jauh, pasukan muslimin tentunya membutuhkan perbekalan yang amat banyak. Nabi lantas mengimbau kaum muslimin agar menyumbangkan sebagian harta untuk persiapan perang.
Mendengar imbauan Nabi, beberapa sahabat yang imannya kurang kuat dan kaum munafik meminta izin tidak mengikuti ekspedisi. Namun, para sahabat yang imannya teguh, baik yang kaya maupun yang miskin, segera menyambut seruan Nabi. Mereka berlomba-lomba menyumbangkan hartanya untuk perjuangan dijalan Allah.
Satu persatu sahabat menyumbangkan sebagian hartanya. Kepada setiap sahabatnya Nabi bertanya, “apakah ada yang kalian tinggalkan untuk keluarga kalian?”. Sebagian harta saya telah saya sisihkan untuk keluarga saya,” jawab beberapa sahabat.
Demikianlah, ada yang menyumbangkan seperempat hartanya, ada yang menyumbangkan sepertiga hartanya, ada pula yang menyumbangkan setengah hartanya. Semuanya berjalan dengan lancar tanpa ada yang mengejutkan hingga giliran seorang sahabat dekat Nabi. Sahabat itu berperawakan kurus, kulit putih, sepasang bahu kecil, muka lancip, mata cekung, dahi agak menonjol dan urat-urat tangannya kelihatan jelas. Lagi-lagi Nabi bertanya, “apa yang kamu sisakan untuk keluargamu?”
Mendengar pertanyaan itu sang sahabat menyahut. “Yang saya tinggalkan untuk keluarga saya hanya Allah dan Rasul-Nya.”
Mendengar jawaban itu Nabi dan para sahabat tercengang. Rupanya sahabat tadi menyerahkan seluruh harta miliknya untuk biaya perang. Tak lain dan tak bukan sahabat tadi adalah Abu Bakar, pengiring Rasulullah pada saat hijrah. Melihat kedermawanan Abu Bakar Nabi berkata, “aku tidak tau apakah ada orang yang lebih dermawan dibanding Abu Bakar.” Siapakah Sebenarnya Abu Bakar?


Nama Abu Bakar adalah julukan yang diberikan kepada seorang bernama Abdul Ka’bah bin Abi Quhafah dari Bani Taim. Bani Taim merupakan salah satu keluarga terhormat dikalangan suku Quraisy. Setelah masuk islam, Nabi mengganti namanya menjadi Abdullah Bin Abi Quhafah. Namun orang-orang memanggilnya abu bakar. Nama ini diberikan karena ia adalah orang yang paling dini memeluk Islam. Dalam bahasa Arab, Bakar berarti dini atau pagi. Selain itu Abu Bakar seringkali dipanggil Atiq atau “yang tampan”, karena ketampanan memancar dari wajahnya. Nabi juga memberi Abu Bakar gelar ash-Shiddiq yang artinya “yang berkata benar”. Gelar ini diberikan kepada Abu Bakar karena dia membenarkan kisah Isra’ Mi’raj Nabi ketika banyak penduduk mekah yang mengingkarinya.
Umur Abu Bakar dan Nabi Muhammad tidak terpaut jauh. Abu Bakar lahir pada 572 M di Mekah, tidak berapa lama setelah Nabi lahir. Karena kedekatan umur inilah Abu Bakar sejak kecil bersahabat dengan Nabi. Persahabatan Keduanya tak terpisahkan, baik sebelum maupun sesudah Islam datang. Bahkan persahabatan keduanya bertambah erat ketika sama-sama berjuang menegakkan Agama Allah.
Abu Bakar adalah manusia istimewa. Biarpun hidup pada zaman jahiliah, berbagai kebaikan melekat pada Abu-Bakar sejak kecil. Lembut dalam bertutur, dan sopan dalam bertindak merupakan beberapa sifat bawaannya. Ia juga perasa dan sangat mudah tersentuh hatinya.
Abu Bakar juga dikenal cerdas dan berwawasan luas, sebagai pedagang, dia mengenal wilayah-wilayah yang membentang dari Yaman diselatan sampai Syam diutara. Tidaklah mengherankan jika Abu Bakar menjadi tempat bertanya orang-orang Quraisy mengenai negeri-negeri yanng jauh dari Mekah.
Bersambung dulu yaa……….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar