![]() |
http://alfianbiografi.blogspot.com |
Arti iman
Dari Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas
Arti "iman-اَلْاِيْمَانُ "yaitu makna yang terbatas pada istilah / kata
"iman" itu sendiri.
Secara
etimologi berarti:
اٰمَنَ - يُؤْمِنُ
- اِيْمَانًا -aamana-yu
minu-iimaanan = Mengamankan.
اٰمَنَ بِ -aamana bi
= Percaya.
Alternatif I. Iman = percaya menurut :
-
"Pelajaran agama islam", Jakarta 1960 ----> DR. Hamka.
- "Al
islam", Jakarta 1955------------------> M. Hasby ash shiddiqi.
- "Risalah
tauhid" terjemahan firdaus A.N. Jakarta 1965-----> Syech M. Abduh.
- Alkitab
perjanjian baru terbitan lembaga alkitab Indonesia jakarta 1960.
- Surat kiriman
kepada orang Ibrani (11;1)
- Surat kiriman
yacob (2;19 & 23)
- Surat kiriman
yang pertama (1) dari yahya(5;1, 5 & 10)
- Kamus
almunjid Louis Ma`luf. Dll
Alternatif II. Hadits ibnu majjah, tabhrani.
اَلْاِيْمَانُ عَقْدٌ بِالْقَلْبِ وَ اِقْرَارٌ بِالِّسَانِ وَ عَمَلٌ بِالْاَرْكَانِ al iimaanu `aqdun bil qalbi wa iqraarun billisaani wa `amalun bil arkaani.
Artinya: Iman
adalah tambatan hati, ucapan lisan dan laku perbuatan.
Dengan
perkataan lain Iman adalah Tambatan hati yang menggema kedalam ucapan dan
menjelma menjadi laku perbuatan.
اَلْاِيْمَانُ عَقْدٌ بِالْقَلْبِ وَ اِقْرَارٌ بِالِّسَانِ -al iimaanu `aqdun bil qalbi wa iqraarun billisaani=Pandangan hidup
وَ عَمَلٌ بِالْاَرْكَانِ-wa `amalun bil arkaani = Sikap
hidup.
Maka arti iman menjadi = Pandangan dan sikap hidup .
Contoh: Seorang
Insinyur pertanian yang diajarkan tentang teori pertanian di Fakultas
pertanian, Sehingga teori tersebut menjadi tambatan hatinya dan ketika dia
ditanya apa pandangan hidupnya dalam memandang kotoran sapi yang ada di
desanya, Maka berdasarkan Ilmu pertanian yang dia tanggapi, Dia berpandangan
bahwa kotoran sapi selain tersedia banyak di petani / peternak, Juga memiliki
kandungan nitrogen dan potassium. Di samping itu kotoran sapi merupakan kotoran
ternak yang baik untuk kompos dengan demikian maka menurut insinyur pertanian
bermanfaat, Maka sikap hidupnya adalah mengelolanya. Itulah pandangan dan sikap
hidupnya. Tentu bertolak belakang bagi seorang Dokter akan pandangan dan sikap
hidupnya, Jika kotoran sapi itu ada dipekarangan sang Dokter maka berdasarkan
Ilmu kedokterannya yang dia tanggapi, Akan memandang dan menilai bahwa kotoran
sapi mengandung ribuan bakteri dan kuman yang sangat berbahaya bagi kesehatan,
Sehingga sikap seorang dokter membuangnya jauh2. itulah contoh pandangan dan
sikap hidup dari sudut pandang yang berbeda..................
Alternatif III
Surat albaqarah(2;285)
ءامَنَ
الرَّسولُ بِما أُنزِلَ إِلَيهِ مِن رَبِّهِ وَالمُؤمِنونَ ۚ كُلٌّ ءامَنَ
بِاللَّهِ وَمَلٰئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لا نُفَرِّقُ بَينَ أَحَدٍ مِن
رُسُلِهِ ۚ وَقالوا سَمِعنا وَأَطَعن
ءامَنَ -aamana
= سَمِعْنَا
وَاَطَعْنَا -sami`naa wa
atha` naa.
Hasil
سَمِعنا -sami`naa = pandangan hidup
وَأَطَعن -wa
atha`naa = Sikap hidup
Dari semua
penjelasan tentang arti "Iman" di atas, Memberikan alternatif:
Iman = Percaya
Iman =
Pandangan dan sikap hidup
Kata
"Iman" adalah sebuah Istilah.
Istilah adalah
Kata yang mempunyai arti tertentu untuk lingkungan tertentu pula(Lihat W.J.S,
Poerwadarminta Kamus umum bahasa Indonesia balai pustaka 1976)
Mungkin kita
terlupakan akan maksud ayat dibawah ini: إِنَّها كَلِمَةٌ هُوَ قائِلُها -innahaa
kalimatun huwa qaa iluhaa = sesungguhnya yang demikian adalah kalimat
dimana ia(kalimat tersebut)adalah menurut yang mengucapkannya.(23;100) Dalam
kaitannya dengan makna istilah "Iman", Tentu maknanya menurut yang
mengeluarkan istilah tersebut. Dalam hal ini Ialah Allah dengan ajaranNya yaitu
alquran menurut sunnah rasulNya.
Contoh lain:
A. Fi`il
-----> Menurut alquran artinya = kata kerja / keterangan kerja.
-----> Menurut orang lampung
artinya = Harga diri.
> Tidak bisa
penggunaan untuk lingkungan alquran dipasang arti = Harga diri
B. Atos
------> Menurut orang jawa tengah artinya = Keras
------> Menurut orang jawa barat
artinya = Sudah
> Tidak bisa
penggunaan untuk lingkungan jawa barat dipasang arti = Keras.
Nah sekarang istilah
"Iman" . Yang paling mengerti tentang istilah "Iman" .ialah
rasul dengan alquran dan bukan orang lain.
Rasul dengan
alquran mengatakan Iman = Pandangan dan sikap hidup. Orang lain mengatakan Iman
= Percaya Yang mana yang mau dipakai??
Maka arti Iman bukanlah sekedar percaya saja.
وَلَئِن
سَأَلتَهُم مَن خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالأَرضَ وَسَخَّرَ الشَّمسَ وَالقَمَرَ
لَيَقولُنَّ اللَّهُ
wala in sa
altahum man khalaqassamaawaati wal ardha wa sakhkhara sysyamsa wal qamara
layaquulunnallaahu. Artinya: "Dan sesungguhnya jika kalian tanyakan kepada mereka yang
kufur: ""Siapakah yang menciptakan semesta angkasa dan bumi ini yaitu
mengedarkan matahari dan rembulan?"" Tentu mereka akan menjawab:
""Allah"", Ayat di atas telah menunjukkan bahwa orang kafir
pun percaya kalau semesta angkasa dan bumi ini ada yang menciptakan yaitu sang
Maha pencipta = Allah. Maka kita menggunakan arti Iman = Pandangan dan sikap
hidup.
Untuk memahami
sebuah istilah, Kita tentu perlu mengetahui batasan atau cakupan, atau
Jangkauan dari istilah tersebut. Dalam arti Istilah "Batasan /
Cakupan" adalah = "Ruang lingkup".
Contoh 1 :
Ada sebuah ruangan berbentuk segi empat. Ruangan tersebut berisi meja, Kursi,
Lemari es, TV. Berisi itulah = Mencakup / melingkup. Contoh 2 : Seseorang
diminta menggarap 3 Ha sawah sebagai batasannya. Jika ia hanya menggarap 1 Ha
sawah, berarti belum sesuai dengan batasan yang diminta. Berarti hal tersebut
adalah sebuah kesalahan karena tidak sesuai dengan batasan. Dan lain lain..
Maka dalam
kaitannya dengan ruang lingkup iman, Berarti arti Iman = Percaya belum memenuhi
batasan / ruang lingkup.
Adapun batasan
/ cakupan / ruang lingkup Iman adalah isi yang di cakup oleh kata kata iman
tersebut.
اَلْاِيْمَانُ =
عَقْدٌ بِالْقَلْبِ + وَ اِقْرَارٌ بِالِّسَانِ + وَ عَمَلٌ بِالْاَرْكَانِ
= Tambatan hati
+ Ucapan lisan (Pandangan hidup) + Laku perbuatan(Sikap hidup)
Jadi bicara
soal Iman = bicara soal hidup yang mencakup:
- Pandangan hidup.
- Sikap hidup.
Selanjutnya
Masih dalam kaitan ruang lingkup Iman ini, Allah menggambarkan dalam
alquran :
وَمِنَ النّاسِ
مَن يَتَّخِذُ مِن دونِ اللَّهِ أَندادًا يُحِبّونَهُم كَحُبِّ اللَّهِ ۖ
وَالَّذينَ ءامَنوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ
(2;165)
Orang orang mu
min أَشَدُّ حُبًّا
لِلَّهِ -Asyaddu
hubban lillaahi = Lebih dari sekedar cinta kepada Allah dengan ajaranNya
yakni alquran menurut sunnah rasulNya.------>Ini batasan / cakupannya.
Tidak cukup
sebatas حُبًّا -Hubban.
Tapi harus mencakup أَشَدُّ حُبًّا -asyaddu hubban.
Sebelumnya mari
kita lihat lagi--------> Iman = Pandangan dan sikap hidup. Kalau kita
gunakan kata kerjanya = Berpandangan dan bersikap hidup. Arti tersebut
sebenarnya belumlah definitif kalau dilihat dari sudut ayat ayat dibawah ini:
وَالَّذينَ
يُؤمِنونَ بِما أُنزِلَ إِلَيكَ
Walladziina yu
minuuna bimaa unzila ilaika Yaitu mereka yang berpandangan dan bersikap hidup dengan
apa yang telah diturunkan menurut sunnah anda(muhammad).(2;4) ---------->
Berpandangan dan bersikap dengan alquran
وَالَّذينَ
ءامَنوا بِالبٰطِلِ Walladziina aamanuu bilbaathili
Dan mereka yang
berpandangan dan bersikap hidup dengan yang
bathil.(29;52)-------->berpandangan dan bersikap hidup dengan selain
alquran.
Selanjutnya
kita kembali terlebih dahulu ke sub judul " NILAI DAN HARGA IMAN"
NILAI (= Value) adalah Kemampuan untuk menjadikan suatu keadaan. HARGA (=
Price) adalah Sejumlah pengorbanan yang diberikan untuk memperoleh
nilai----> Sehingga "HARGA" adalah pengganti "NILAI".
Contoh :
Satu piring nasi memiliki Nilai / kemampuan untuk menjadikan kenyang
seseorang===>"NILAI"
Agar mendapatkan rasa kenyang,
artinya kalau ingin mendapatkan satu piring nasi itu, Maka orang tersebut harus
membayar Rp 8000,- sebagai pengorbanan yang diberikan.=====>
"HARGA"
Nilai bersifat
objectif-----> Bersifat tidak tergantung mau atau tidaknya manusia meraih.
Harga bersifat subjectif---> Sangat tergantung kepada mau atau tidaknya
manusia meraihnya.
Sekarang kita
kembali lagi ke (2;4) dan (29;52)
> Kalau ada
manusia yang berpandangan dan bersikap hidup dengan alquran, Maka alquran
mempunyai Nilai (kemampuan) bagi orang tersebut, Artinya orang tersebut dibikin
menjadi
وَمِنهُم مَن
يَقولُ رَبَّنا ءاتِنا فِى الدُّنيا حَسَنَةً وَفِى الءاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنا
عَذابَ النّارِ
wa minhum man
yaquulu rabbanaa aatinaa fiddunyaa hasanah wa qinaa `adzaabannaari
"Dan di
antara mereka adalah siapa yang menyenandungkan harapan: "Wahai pembimbing
hidup kami, datangkanlah kami satu kehidupan ihsan di dunia dan mampu mencapai
kehidupan ihsan di akhirat kelak serta peliharalah kami dari `adzab kehidupan
naar."(2;201)
Sehingga
apabila seseorang berpandangan dan bersikap hidup dengan alquran, Maka alquran
akan membikin orang tersebut menjadi hasanah didunia dan hasanah diakhirat.
Untuk mendapatkan kedua hasanah tersebut, Maka harus ada pengorbanan yang
diberikan yaitu :
إِنَّ اللَّهَ اشتَرىٰ مِنَ المُؤمِنينَ أَنفُسَهُم وَأَموٰلَهُم بِأَنَّ
لَهُمُ الجَنَّةَ
inna llaaha
sytaraa minal mu miniina anfusahum wa amwaalahum bi annalahumuljannati
"Sesungguhnya
Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan
memberikan kehidupan jannah untuk mereka. (9;111)
أَنفُسَهُم -anfusahum
disini bukan berarti badan kasar. Tapi arti tersebut adalah yang dimaksudkan
oleh ayat
إِنَّ النَّفسَ
لَأَمّارَةٌ بِالسّوءِ -innanafsa la ammaaratun bissuu i = sesungguhnya
nafsu / syahwat / subjectif / kecenderungan diri itu benar benar yang menyuruh
prihal kehidupan jahat. (12;53) Maka yang dimaksud disini adalah nafsu =
kecenderungan diri = subjectif. (2;4)----->(2;201)------>(9;111)----->
Tidak akan bisa mendapatkan iman tanpa pengorbanan = tidak akan bisa mengerti
alquran tanpa pengorbanan.
Lihatlah mereka
yang kuliah ingin menjadi sarjana. Mereka berkorban habis habisan, Terkadang
sampai menjual tanah berhektar hektar bahkan sampai menggadaikan rumahnya
kepada Bank. Tidak tahu malukah kita mengatakan beriman, Tapi pada kenyataannya
pandangan dan sikap hidup kita jauh sekali dari nilai nilai alquran dalam arti
bergelimangan dengan subjectifisme bahkan harta benda pun enggan kita korbankan
untuk mendapatkan nilai nilai tersebut.
Selanjutnya ada
juga manusia yang berpandangan dan bersikap hidup dengan selain alquran. Maka
orang tersebut dibikin oleh ajaran bathil menjadi :
وَقُلنَا
اهبِطوا بَعضُكُم لِبَعضٍ عَدُوٌّ -waqulnaahbithuuba`dhukum liba`dhin `aduwwun
عَدُوٌّ -`aduwwun
= yang saling bermusuhan.-------> Tunggal(2;36)
إِذ كُنتُم
أَعداءً -idz kuntum
a`daa an
أَعداءً -a`daa an
= idem / yang saling baku hantam------>jamak (3;103)
Sehingga
apabila ada manusia yang berpandangan dan bersikap hidup dengan selain alquran,
Maka orang tersebut dibikin oleh ajaran selain alquran menjadi mendapatkan
kehidupan saling baku hantam, saling bermusuhan, saling membunuh sepanjang
sejarahnya. Dan untuk mendapatkan yang demikian itu pun juga ada pengorbanan
atau harga yang harus diberikan yaitu sama seperti (9;111)
إِنَّ الَّذينَ
كَفَروا لَن تُغنِىَ عَنهُم أَموٰلُهُم وَلا أَولٰدُهُم مِنَ اللَّهِ شَيـًٔا ۖ
وَأُولٰئِكَ هُم وَقودُ النّارِ
-innalladziina
kafaruu lan tughniya `anhum amwaalahum walaa awlaadahum minallaahi syai an wa
ulaa ika hum waquudunnaari
Sesungguhnya
orang orang yang kafir dari mereka, Adalah harta bendanya dan turunan mereka
yang Tidak akan menolak dari kepastian laknat Allah menjadi suatu apapun. Yaitu
mereka yang demikian itulah bahan baku kehidupan naar.(3;10)
مَثَلُ ما
يُنفِقونَ فى هٰذِهِ الحَيوٰةِ الدُّنيا كَمَثَلِ ريحٍ فيها صِرٌّ أَصابَت حَرثَ
قَومٍ ظَلَموا أَنفُسَهُم فَأَهلَكَتهُ ۚ وَما ظَلَمَهُمُ اللَّهُ وَلٰكِن
أَنفُسَهُم يَظلِمونَ
-matsalu maa
yunfiquuna fii haadzihil hayaatiddunyaa kamatsali riihin fiihaa shirrun
ashaabat hartsa qaumin zdhalamuu anfusahum fa ahlakathu wamaa
zdhalamahumullaahu walaakin anfusahum yazdhlimuuna.
Perumpamaan
anggaran yang mereka keluarkan di dalam kehidupan yang kemantapannya tergantung
lingkungan dunianya semata ini, adalah ibarat angin yang padanya ada hawa yang
sangat dingin, yang menimpa tanaman kaum yang menzdhalimi diri sendiri,
akhirnya yang demikian membinasakannya. Allah tidak menzdhalimi mereka, akan
tetapi merekalah yang menzdhalimi diri mereka sendiri. (3;117)
Nah, Dari
komponen komponen penjelasan di atas, Kita telah mendapatkan arti kata Ruang
lingkup, Nilai dan harga iman untuk menjelaskan definisi Iman.
Iman Definisi
Umum = Pandangan dan sikap hidup dengan ajaran Allah (Alquran) dan atau Pandangan
dan sikap hidup dengan selain ajaran Allah (alquran)
Iman Definisi
khusus = Iman haq = Pandangan dan sikap hidup dengan ajaran Allah (Alquran).
Orangnya atau pelakunya disebut mu min Haq (8;4) Dan selanjutnya disebut Mu min
saja.
=Iman bathil = Pandangan dan sikap hidup
dengan selain ajaran Allah(Alquran).
Orangnya atau
pelakunya disebut mu min bathil. Dan selanjutnya disebut kafir saja.
Baik definisi
umum maupun khusus masing masing memiliki panutan / contoh / pola laku perbuatannya
yang diikuti. Contoh / pola praktek Iman haq
---------> وَما مُحَمَّدٌ إِلّا رَسولٌ -wamaa muhammadun illaa rasuulun(3;144)
>وَأَرسَلنٰكَ
لِلنّاسِ رَسولًا -wa arsalnaaka linnaasi rasuulan(4;79)
>لَقَد كانَ
لَكُم فى رَسولِ اللَّهِ أُسوَةٌ حَسَنَةٌ -laqad kaana lakum fii
rasuulillaahi uswatun hasanatu(33;21) ====> Muhammad rasulullah menjadi
pola / contoh / uswah yang indah bagi orang orang mu min.
Contoh / pola
praktek Iman bathil
>أَلَم تَرَ
أَنّا أَرسَلنَا الشَّيٰطينَ عَلَى الكٰفِرينَ تَؤُزُّهُم أَزًّا-alam tara
annaa arsalnaasysyayaathiina `alalkaafiriina ta uzzuhum azzan = Apakah
tidak dengan pandangan alquran anda melihat, Bahwasanya Kami(Allah) telah
mengutus setan-setan pemberi pola atas orang-orang kafir yang menghasut mereka
dengan sesungguh-sungguhnya?, =====> Syethan juga utusan / rasul Allah tapi
khusus atas orang orang kafir.
Maka definisi
selengkapnya adalah:
Iman Definisi Umum = Pandangan dan sikap hidup dengan ajaran Allah (Alquran) dan atau Pandangan dan sikap hidup dengan selain ajaran Allah (alquran)
Iman Definisi
khusus = Iman haq = Pandangan dan sikap hidup dengan ajaran Allah (Alquran
menurut sunnah rasul(Muhammad). Orangnya atau pelakunya disebut mu min Haq
(8;4) Dan selanjutnya disebut Mu min saja. =Iman bathil = Pandangan dan sikap
hidup dengan selain ajaran Allah (Alquran menurut sunnah rasul(Muhammad). Yaitu
menurut sunnah syayathin Orangnya atau pelakunya disebut mu min bathil. Dan
selanjutnya disebut kafir saja.
Dengan
demikian, Maka semua manusia dimuka bumi ini sebenarnya beriman. Tapi
berimannya dalam arti berpandangan dan bersikap hidup dengan apa?
Sekarang timbul
masalah: - Kenapa persoalan Iman menjadi begitu?? - Kenapa pengertian Iman
menjadi lain?? - Kenapa terjadi perubahan makna iman dari pandangan dan sikap
hidup menjadi percaya??
![]() |
By Alfian |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar