Bahaya
Merokok
Merokok itu bahaya lo, karena itu banyak lembaga pendidikan yang melarang para murid/santri untuk merokok, salah satunya pondok Pesantren Annur Azzubaidi. Di Pondok ini santri dilarang keras merokok, apabila ada ketahuan yang merokok maka akan diberikan sangsi, biasanya didenda, dibotak, dan direndam. Maksud dari adanya larangan ini adalah agar para santri tidak terkena dampak negatif dari merokok.
Berhenti merokok sekarang
berarti Anda bisa menjalani hidup lebih sehat dan bahagia.
Seperti yang Anda sudah tahu bahwa bahaya merokok buruk bagi diri
sendiri dan semua orang yang ada di sekitarnya. Pelan tapi
pasti bahaya merokok pasti bisa dirasakan.

Ada banyak hal tentang
bahaya merokok yang patut di ketahui. Tahukah
Anda jika merokok bisa meningkatkan kecenderungan untuk terkena
masuk angin dan flu? Menurut riset jika seseorang itu perokok
aktif, akan beresiko lebih sering mengalami masuk angin,
bronchitis dan flu. Secara tidak sadar Anda juga bisa
menularkan penyakit ini pada orang lain. Inveksi virusnya bisa
ditularkan melalui asap rokok yang Anda keluarkan.
Merokok juga dapat
menyebabkan kanker, penyakit jantung, stroke dan meningkatkan
kolesterol. Jantung akan terpengaruh secara langsung karena
pembuluh darah membangun jaringan lemak lebih cepat
disekitarnya. Sehingga arteri tidak akan cukup cepat untuk
memompa darah yang bisa mendukung kebutuhan alami jantung.
Akibatnya terjadi pembekuan darah, merusak pembuluh darah dan
pada akhirnya menyebabkan penyumbatan yang bisa berakhir dengan
stroke bahkan kematian.
Jika Anda perokok aktif,
jangan anggap Anda saja yang beresiko terkena penyakit. Orang
lain yang menghirup asap rokok Anda juga berpeluang besar
mempunyai penyakit yang mematikan. Karena asap rokok mengandung
karbon monoksida dan tar yang juga menjadi racun dalam tubuh
mereka.
Ada bahaya merokok bagi
kesehatan balita atau bayi Anda. Merokok selama
kehamilan bisa mengakibatkan gangguan dan kelainan pada
janin. Para ahli menemukan bayi yang ibunya merokok selama
kehamilan lahir dengan saluran udara yang lebih kecil. Ini
membuat mereka lebih rentan terhadap masalah pernapasan setelah
lahir. Masalah-masalah pernapasan dapat menempatkan bayi pada
resiko terjadinya sindrom kematian bayi mendadak.
Selain itu, bayi yang lahir
dari ibu yang merokok secara signifikan memiliki waktu tidur
malam yang lebih pendek. Bayi yang terkena asap tembakau
sebelum kelahiran jauh lebih mudah menderita penyakit
pernafasan dan infeksi yang juga dapat memberi kontribusi
kepada penurunan kualitas tidur di malam hari.
Rokok itu mahal, namun
kesehatan jauh lebih mahal. Jika kenikmatan rokok itu tidak
sebanding dengan akibat yang akan Anda rasakan, apakah adil
jika kebiasaan itu diteruskan?
Lihat di sini cara berhenti
merokok dengan pengganti
rokok.
Bahaya Merokok.
Sebanyak 34,58 persen pelajar tingkat SLTA sederajat di Kabupaten
Serdang Bedagai, Sumatera Utara merupakan perokok aktif berdasarkan
hasil survei OS Institute.
Direktur sekaligus peneliti OS Institute, Abdul Firman Kursin, tadi
malam, mengatakan pihaknya telah melakukan survei secara acak
(multistage random sampling) pada 31 Mei-2 Juni 2010 terhadap 103
pelajar yang tersebar di berbagai sekolah di Serdang Bedagai.
Dari survei secara proporsional itu diketahui 34,58 persen pelajar
mengaku sebagai pengonsumsi rokok secara aktif, sedangkan sisanya
mengaku tidak merokok (42,89 persen), sesekali merokok (15,25 persen)
dan tidak bersedia menjawab (7,28 persen).
Dari 103 pelajar itu diketahui kebiasaan merokok disebabkan adanya
pengaruh dan ajakan teman (52,13 persen), ingin dianggap jantan (27,70
persen) dan keinginan sendiri (12,54 persen).
Namun sebanyak 17,63 persen dari pelajar di Serdang Bedagai itu
tidak memberikan jawaban ketika dipertanyakan alasan mereka mengonsumsi
rokok.
Meski demikian, katanya, pihaknya menemukan adanya kesadaran dan
alasan tertentu pada sebagian pelajar di Serdang Bedagai yang tidak
bersedia mengonsumsi rokok.
Dari survei yang dilakukan, pelajar itu tidak merokok karena takut
dengan guru dan orang tua (43,28 peresn), alasan kesehatan (32,12
persen) dan larangan agama (9,78 persen). Namun 14,82 persen tidak
menjelaskan alasan mereka tidak merokok.
Dikatakan, meski jumlah responden survei belum terlalu banyak, tapi
telah dapat menggambarkan mengenai pengaruh rokok terhadap kalangan
pelajar SLTA di Serdang Bedagai.
Kalangan orang tua dan pelaku pendidikan di Serdang Bedagai layak
mewaspadai perkembangan anak-anak dan siswa didiknya, karena jumlah
pelajar yang telah bersentuhan dengan rokok cukup besar.
Kalangan orang tua dan pelaku pendidikan juga diharapkan senantiasa
aktif memberikan pengertian dan pemahaman terhadap bahaya rokok.
Setiap 6 Detik 1 Orang
Tewas akibat Rokok
Memprihatinkan. Setiap 6 detik, seorang di dunia tewas akibat
merokok. Hasil penelitian Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2009 itu
dijadikan “ikon” dengan harapan mampu menarik perhatian masyarakat yang
melintasi Bundaran Hotel Indonesia (HI), Minggu (30/5), pada
peringatan Hari Antitembakau Sedunia yang digelar di jantung Kota
Jakarta itu.
“Melalui peringatan itu diharapkan masyarakat sadar akan bahaya rokok
bagi kesehatan,” kata Kepala Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan
Lily Sulistyowati, di tengah keramaian yang memadati Bundaran HI,
Jakarta, kemarin.
Mengutip hasil penelitian WHO Lily menyebutkan, tembakau telah
merenggut hampir 5 juta jiwa setahun dan jumlah itu diperkirakan
meningkat dua kali lipat dalam 25 tahun mendatang. Dengan tingkat
konsumsi yang ada saat ini, jumlah perokok diperkirakan meningkat dari
1,3 miliar pada 2010 menjadi 1,7 miliar pada 2025.
Ditambahkan, WHO tetap menyatakan kekhawatiran atas meluasnya perokok
di negara-negara berkembang, di mana 84 persen perokok dunia kini
berada. “WHO memperingatkan lingkaran jahat antara tembakau dan
kemiskinan, dengan pengeluaran untuk rokok sering kali melampaui
pengeluaran untuk makan, kesehatan atau pendidikan,” kata Lily.
Lily menambahkan, tahun ini peringatan Hari Antitembakau Sedunia
mengambil tema “saatnya perempuan mengatasi masalah merokok”. Hal itu
selaras dengan hasil survei yang dilakukan Kementerian Kesehatan 2006
yang menyebutkan ada sekitar 5 persen perempuan Indonesia merokok.
Perempuan diharapkan bisa menjadi agen perubahan akan kebiasaan merokok
di Indonesia.
“Usia perokok juga semakin muda. Hasil survei menyebutkan, jumlah
pelajar yang merokok sebanyak 37,3 persen. Bahkan, sepuluh pelajar yang
ditemui mengaku pertama kali merokok sebelum usia 10 tahun,” ujarnya.
Sebelumnya,
Menteri Kesehatan (Menkes) Endang Rahayu Sedyaningsih mengajak kaum
perempuan untuk mulai meninggalkan kebiasaan merokoknya untuk
kesehatan, termasuk kaum perempuan yang menjadi perokok pasif.
Perempuan harus berani mengemukakan penolakan jika ada yang merokok di
sekitar mereka.
Perempuan lebih rentan terhadap penyakit yang timbul karena rokok,
misalkan penyakit kardiovaskuler, stroke, paru, kanker, dan kelainan
kehamilan.
Perempuan dan Bahaya Rokok
Jumlah perokok Indonesia sekitar 60 juta dan jumlah perokok perempuan
di perkirakan 2,1 juta. Sejauh ini memang lebih banyak pria, tapi tiap
tahun jumlah perokok wanita terus meningkat.
Prevalensi jumlah perokok perempuan pada tahun 2001 adalah 1,3
persen dan naik menjadi 4,5 persen pada tahun 2004, menurut Survei
Sosial Ekonomi Nasional 2004 dalam Fakta Tembakau Indonesia. Tahun ini
diperkirakan 5 persen perempuan di Indonesia yang merokok.
Makin tingginya jumlah wanita perokok tentu memprihatikan. Menurut
Menteri Kesehatan, Endah Rahayu, hal itu disebabkan antara lain oleh
kampanye pencitraan dari industri tembakau. Karena itu tema peringatan
Hari Anti Tembakau Sedunia tahun ini mengambil tema Perempuan dan
Masalah Merokok.
Selain menjadi perokok aktif, ternyata jauh lebih banyak wanita yang
menjadi perokok pasif. Diperkirakan 65,6 juta wanita dan 43 juta
anak-anak di Indonsia terpapar asap rokok. Hal ini terjadi karena 91
persen perokok merokok di rumah, tidak jauh dari istri dan anak-anak.
Padahal, bahaya perokok pasif sama dengan perokok aktif.
Seorang wanita akan menjadi calon ibu. Bayi yang lahir dari ibu
perokok beresiko mengalami cacat janin, berat badan lahir rendah,
bahkan gangguan jiwa. Rokok mengandung ribuan racun yang dapat
mengancam keselamatan janin, karena itu ibu yang merokok saat hamil
sama dengan meracuni janin dengan sengaja.
Merokok juga menjadi pemicu berbagai penyakit, seperti kanker paru,
kanker mulut rahim, serangan jantung, atau asma. Penelitian
menunjukkan, wanita perokok yang menggunakan pil KB beresiko terkena
serangan jantung, stroke, dan penyumbatan pembuluh darah 10 kali lebih
besar dari yang bukan perokok.
Kebiasaan merokok kerap disepelekan, padahal bahaya yang ditimbulkan
oleh rokok sangat nyata. Oleh karena itu, kini saatnya untuk keluar
dari jeratan asap, baik sebagai perokok aktif juga pasif.
Rokok, Bagai Buah Simalakama
Aku tidak mau apa-apa!
Aku lebih suka, lebih bersih dari itu.
Aku pernah muda, aku pernah belajar
di Universitas.
Aku pernah bercita-cita.
Aku pernah menganggap diriku lelaki
Sekarang aku tidak mau apa-apa!
Tidak apa-apa selain istirahat…istirahat!
Inilah sekelumit kalimat dalam monolog Bahaya Racun Tembakau (On The Harmful Effects of Tobacco), buah karya Anton Chekov pada 1886 silam, j
uga pernah dipentaskan Zakaria M Passe, Teater Nasional di Medan
pada 1970-an. Bahaya Racun Tembakau memuat gagasan realisme primitif.
Berangkat dari hasrat untuk “bermain” lebih dari naluri-naluri dasar
insting manusia dihadapan kenyataan hidup yang semakin miskin dari
slogan Hidup yang benar-benar hidup. Monolog ini menyingkap problem
kejiwaan manusia modern. Dalam artian rokok menjadi sebuah pemicu
atas pelbagai konflik kejiwaan manusia; antara lelaki dan perempuan,
masalah kepribadian dan keilmuan, kepribadian dan hilangnya
kepribadian, keluarga dan masyarakat, juga masalah ingatan masa lalu,
masa kini dan masa depan. Singkatnya, dalam monolog ini sang tokoh
menyelipkan pengakuannya atas keinginannya untuk bebas dari rokok
yang menggurita hidupnya. Dia ingin bebas tapi tak bisa.
Kini, perdebatan mengenai rokok masih terus terdengar. Gaungnya
bukan hanya sebatas wacana semata, pun sampai pada tingkat parlemen
wakil rakyat. Sayang, semuanya masih sekadar teori cakap-cakap. Rokok
masih saja diminati, posisinya bahkan menjadi kebutuhan prioritas.
Peringatan ancaman penyakit pada kemasan rokok pun malah dianggap
barisan kalimat biasa. Parahnya, sebagian orang malah meyakini rokok
bukan sebagai ancaman, namun sebagai suatu kebutuhan, sebuah syarat
juga gaya hidup.
Faktanya, dalam setiap detik, di dunia ini terjadi satu kasus
kematian akibat rokok. Totalnya, secara keseluruhan terdapat 4,9 juta
kematian setiap tahunnya, dimana 70 persen dari jumlah itu terjadi di
negara berkembang. Lembaga kesehatan dunia WHO (World Health
Organization) pun memprediksikan, pada 2020 penyakit yang berkaitan
dengan tembakau akan menjadi masalah kesehatan utama di dunia yang
menyebabkan 8,4 juta kematian setiap tahunnya dan separuhnya terjadi
di Asia. Dalam artian, kematian di Asia akibat masalah tembakau akan
meningkat hampir empat kali lipat, dari 1,1 juta pada 1990 menjadi 4,2
juta pada 2020 mendatang. Hal ini diungkapkan DR. H. Delyuzar, Ahli
Pathology Anatomy Sumatera Utara (Sumut). “Apakah Anda tahu, bahwa
satu batang rokok mengandung 4000 bahan kimia, termasuk 43 senyawa
yang diketahui terbukti menyebabkan Kanker (Karsinogen),” ucapnya,
Rabu (19/5).
Dijelaskannya, bahan utama rokok terdiri atas tiga zat, yakni,
Nikotin, Tar dan Karbon Monoksida (CO). Nikotin merupakan salah satu
jenis obat perangsang yang dapat merusak jantung dan sirkulasi darah.
Zat inilah yang membuat seseorang menjadi candu. Sedangkan Tar
mengandung bahan kimia beracun yang mengakibatkan kerusakan sel
paru-paru dan menyebabkan kanker. Tak terkecuali Karbon Monoksida
(CO) yang merupakan gas beracun. Gas CO yang dihisap ini menurunkan
kapasitas sel darah merah untuk mengangkut oksigen sehingga sel-sel
tubuh akan mati.
Menurut pria yang juga menjabat sebagai Ketua Jaringan Kesehatan
Masyarakat (JKM) Sumut, Jalan Pancing, Medan ini, rokok berdampak
serius terhadap kesehatan orang yang mengkonsumsinya (perokok). Bukan
hanya menjadi pemicu atas berbagai penyakit seperti kanker paru,
kanker mulut, kanker organ lain, penyakit jantung, penyakit saluran
pernafasan kronik dan kelainan kehamilan. Rokok juga berdampak
terhadap orang-orang non perokok (perokok pasif). “Malah perokok
pasif dewasa mempunyai resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit
kardiovaskuler, kanker paru dan penyakit paru lainnya. Parahnya bagi
perokok pasif bayi dan anak-anak mempunyai resiko lebih tinggi untuk
infeksi telinga dan sindroma kematian bayi mendadak (SID/ Sudden
Infant Death Syndrome),” bilangnya.
Bahkan, sambung pria yang akrab disapa Bang Del ini, berdasarkan
hasil analisis terhadap 4000 anak berusia 0-5 tahun, terungkap
anak-anak yang orangtuanya merokok 10 batang sehari, jumlah kasus
asmanya tinggi dan munculnya gejala asma pada anak-anak pun lebih
cepat. Begitu pun bagi anak yang kembali dari Rumah Sakit (RS) setelah
perawatan asma akut, penyembuhannya pun akan terganggu karena
orangtua yang merokok.
Memang diakui Delyuzar, dampak bahaya rokok memang tidak serta
merta. Artinya, tidak ada orang meninggal mendadak karena merokok,
dampaknya tidak instant. Meskipun banyak hasil studi menunjukkan
hal-hal yang mengerikan, kenyataannya, banyak perokok tidak percaya.
Menurut Delyuzar, hal ini wajar saja terjadi, karena faktanya akibat
buruk dari rokok bukanlah akibat yang bisa dirasakan dalam jangka
waktu pendek. Namun terakumulasi sedikit demi sedikit dan baru
dirasakan langsung beberapa tahun kemudian. Inilah yang membuat bahaya
rokok terhadap kesehatan sulit diyakini. “Tapi percayalah, dari sisi
kesehatan, bahaya rokok sudah tak terbantahkan lagi,” tegas
Delyuzar.
Bagi perokok, tak mudah untuk menghentikan candu yang satu ini.
Bukannya tak banyak kasus para perokok yang berupaya untuk berhenti
merokok. Namun nyatanya, tak sampai sepertiga yang berhasil
melakukannya. WHO sendiri mencatat, dari 75-80 persen perokok yang
ingin berhenti, bahkan sepertiga diantaranya telah berupaya maksimal,
hasilnya hanya sebagian kecil saja yang berhasil berhenti merokok.
Malah tak jarang bagi perokok yang berhenti merokok akan kembali
merokok setelah beberapa bulan kemudian.
PENGEN TAU GURU DAN TEMAN-TEMAN SPESIALKU DI ALIYAH KLIK MA ANNUR AZZUBAIDI


DAPATKAN SEGALA KEBUTUHAN BAHAN POKOK DI KIOS ALNUR |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar